fbpx

5 Kesalahan Umum Saat Melakukan User Research

5 kesalahan umum

 
5 Kesalahan Umum ini yang wajib kamu ketahui. Kedengarannya, meneliti pengguna bisa dilakukan dengan mudah ya. Kamu bisa melakukannya hanya dengan mengamati dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka. Eits, riset pengguna nyatanya tidak segampang itu lho. Buktinya, ada beberapa kesalahan saat user research yang sering dilakukan. Apa saja? Berikut diantaranya.
  

1. Kurang Fokus atau Terlalu Umum

Jika kamu punya waktu dan uang yang melimpah, melakukan user research dengan tujuan yang terlalu umum bisa jadi ide yang bagus. Namun realitanya, orang tidak memiliki kemewahan untuk mencapai tujuan penelitian yang terlalu luas.

Selain itu, melakukan riset dengan tujuan penelitian yang terlalu umum juga akan menghasilkan hasil temuan yang terlalu umum pula. Untuk menghindari masalah ini, ada beberapa solusi yang bisa kamu lakukan, yaitu:

  • Sebelum melakukan riset pengguna, gali informasi tentang pengguna dari berbagai sumber sebanyak mungkin. Semakin banyak informasi yang didapat, semakin baik. Jadi, kamu bisa memfokuskan penelitian.
  •  

  • Tentukan apa yang ingin kamu pelajari dari penelitian. Kamu bisa bertanya kepada pemimpin dari berbagai divisi di perusahaan mengenai apa yang ingin mereka pelajari dari pengguna.
  •  

  • Jika waktu yang kamu miliki terbatas, kamu bisa memprioritaskan untuk mencari jawaban atas rumusan masalah yang paling penting untuk difokuskan. Selain itu, fokuskan juga kelompok pengguna mana yang paling penting untuk diteliti dan perilaku apa yang paling penting untuk diamati.

  

2. Salah Memilih Responden

Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan saat melakukan user research yaitu hanya mengandalkan demografi seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan. Padahal untuk mendapatkan data yang akurat dan bisa ditindaklanjuti, kamu harus mengambil sampel yang mewakili pengguna nyata dan aktual serta paling dekat dengan produk.

Misalnya, kamu sedang mendesain aplikasi universitas, maka orang yang seharusnya dijadikan sampel adalah mereka yang benar-benar akan menggunakan aplikasi tersebut, yakni para mahasiswa. Jadi, temukan dan pilihlah responden yang benar-benar representatif untuk dijadikan sampel.
  

3. Melakukan User Research yang Bias

Salah satu contoh riset pengguna yang bias adalah dengan menggunakan leading question. Pertanyaan yang mengarah atau leading question akan mendorong responden untuk memberikan jawaban tertentu. Jenis pertanyaan ini harus dihindari karena akan mempengaruhi cara berpikir responden.

Sebagai contoh, “Apa yang tidak Anda sukai dari fitur X?”. Pertanyaan ini akan mengarahkan responden untuk berpikir negatif tentang fitur tersebut. Akibatnya, jawaban yang diperoleh sudah pasti mengandung aspek negatif.

Contoh lain misalnya, “Seberapa bagus fitur X?”. Pertanyaan ini akan mendorong responden untuk memberikan jawaban yang hanya berhubungan dengan kegunaan fitur tersebut.

Sejatinya, user research dilakukan untuk mendapatkan feedback yang jujur dari pengguna, bukan mendorong mereka untuk mengatakan apa yang ingin kamu dengar. Solusinya, kamu bisa menggunakan jenis pertanyaan yang netral dan terbuka.

Sebagai contoh, “Apa pendapat Anda tentang fitur X?”. Pertanyaan ini mendorong pengguna untuk menjawab secara terbuka dan jujur dan kamu tidak mengarahkan mereka untuk berpikir dengan cara tertentu.
  

4. Tidak Melibatkan Desainer dalam Proses Penelitian

Sebenarnya, bukan masalah jika perusahaan memiliki tim peneliti dan tim desain dalam divisi yang terpisah. Namun hal yang harus diperhatikan adalah desainer UX harus benar-benar tahu tentang karakteristik pengguna dan bagaimana perilaku mereka.

Jika desainer tidak dilibatkan secara langsung dalam proses penelitian, mereka akan mempelajari pengguna dari presentasi hasil temuan. Padahal cara ini kurang efektif bagi desainer UX untuk benar-benar mendalami bagaimana sifat pengguna.

Solusinya, jika perusahaanmu tidak memiliki tim peneliti, mintalah desainer UX untuk melakukan user research sendiri. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki tim peneliti dan tim desainer, mintalah kedua pihak untuk bekerja sama selama proses penelitian.
  

5. Terlalu Mengandalkan Jawaban dari Responden

Kebanyakan responden tidak tahu harus menjawab apa ketika ditanya tentang apa yang mereka inginkan. Hal itu disebabkan karena responden sedang tidak berada dalam konteks alami dari perilaku mereka.

Alih-alih terlalu percaya dengan jawaban responden, cara terbaik untuk memahami kebutuhan pengguna adalah dengan mengamati secara langsung apa yang pengguna lakukan dalam kesehariannya di lingkungan mereka secara alami.

Jadi, hindari lima kesalahan saat user research di atas serta terapkan juga solusinya supaya temuan penelitian yang dihasilkan bisa lebih akurat.

Sumber Referensi:

  • https://www.uxmatters.com/mt/archives/2019/01/the-biggest-mistakes-in-user-research-part-1.php
  • https://medium.com/@xperienzRD/10-bad-user-research-practices-you-will-want-to-avoid-f298e4faefa6

Share Artikel :

Blog Terkait

Ingin Dapat Manfaat Google Workspace? Coba Layanan Trial Dulu, Yuk!

Ingin Dapat Manfaat Google Workspace? Coba Layanan

Google Workspace menjadi layanan yang memberikan banyak manfaat untuk aktivitas bisnis. Oleh

5 Alasan Kenapa Langganan Google Workspace di Nusa.id Adalah Keputusan Terbaik!

5 Alasan Kenapa Langganan Google Workspace di

Langganan Google Workspace memang dapat mempermudah kolaborasi dan produktivitas. Namun, untuk mendapatkan

Jangan Mau Rugi! Dapatkan Harga Google Workspace Terbaik di nusa.id

Jangan Mau Rugi! Dapatkan Harga Google Workspace

Berlangganan Google Workspace menawarkan banyak keuntungan bagi sebuah bisnis. Selain mendukung kolaborasi